• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Senin, 02 November 2015

KONDISI GEOGRAFIS WILAYAH YOGYAKARTA

21.33 // by ama // No comments


Yak kali ini kita akan membahas mengenai Kondisi Geografis Wilayah Yogyakarta

1. BATAS WILAYAH

      Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten
      Kota Yogyakarta terletak ditengah-tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut
Sebelah utara : Kabupaten Slema
Sebelah timur : Kabupaten Bantul & Slema
Sebelah selatan : Kabupaten Bantul

Sebelah barat : Kabupaten Bantul & Sleman
Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110o 24I 19II sampai 110o 28I 53II Bujur Timur dan 7o 15I 24II sampai 7o 49I 26II Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut


Peta Provinsi Yogyakarta


2. KEADAAN ALAM

      Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah dimana dari barat ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan memiliki kemiringan ± 1 derajat, serta terdapat 3 (tiga) sungai yang melintas Kota Yogyakarta, yaitu :
      Sebelah timur adalah Sungai Gajah Wong
      Bagian tengah adalah Sungai Code

      Sebelah barat adalah Sungai Winongo


3.  LUAS WILAYAH

      Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,5 Km² yang berarti 1,025% dari luas wilayah Propinsi DIY
      Dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 617 RW, dan 2.531 RT, serta dihuni oleh 489.000 jiwa (data per Desember 1999) dengan kepadatan rata-rata 15.000 jiwa/Km²



 4. IKLIM
      Tipe iklim "AM dan AW", curah hujan rata-rata 2.012 mm/thn dengan 119 hari hujan, suhu rata-rata 27,2°C dan kelembaban rata-rata 24,7%.  Angin pada umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 220°  bersifat basah dan mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara yang agak kering dengan arah ± 90° - 140° dengan rata-rata kecepatan 5-16 knot/jam.

Cerah
Hujan


5. TIPE TANAH

      Kondisi tanah Kota Yogyakarta cukup subur dan memungkinkan ditanami berbagai tanaman pertanian maupun perdagangan, disebabkan oleh letaknya yang berada didataran lereng gunung Merapi (fluvia vulcanic foot plain) yang garis besarnya mengandung tanah regosol atau tanah vulkanis muda Sejalan dengan perkembangan Perkotaan dan Pemukiman yang pesat, lahan pertanian Kota setiap tahun mengalami penyusutan.  Data tahun 1999 menunjukkan penyusutan 7,8% dari luas area Kota Yogyakarta (3.249,75) karena beralih fungsi, (lahan pekarangan)


SEJARAH BERDIRINYA KOTA YOGYAKARTA

18.18 // by ama // No comments

Kali ini kita akan membahas mengenai asal usul Sejarah Kota Yogyakarta

 BERDIRINYA KOTA YOGYAKARTA
   
     Keberadaan Kota Yogyakarta tidak bisa lepas dari keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi yang memperjuangkan kedaulatan Kerajaan Mataram dari pengaruh Belanda, merupakan adik dari Sunan Paku Buwana II. Setelah melalui perjuangan yang panjang, pada hari Kamis Kliwon tanggal 29 Rabiulakhir 1680 atau bertepatan dengan 13 Februari 1755, Pangeran Mangkubumi yang telah bergelar Susuhunan Kabanaran menandatangani Perjanjian Giyanti atau sering disebut dengan Palihan Nagari . Palihan Nagari inilah yang menjadi titik awal keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Pada saat itulah Susuhunan Kabanaran kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I. Setelah Perjanjian Giyanti ini, Sri Sultan Hamengku Buwana mesanggrah di Ambarketawang sambil menunggui pembangunan fisik kraton.

Pangeran Mangkubumi`

      Sebulan setelah ditandatanganinya Perjanjian Giyanti tepatnya hari Kamis Pon tanggal 29 Jumadilawal 1680 atau 13 Maret 1755, Sultan Hamengku Buwana I memproklamirkan berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan ibukota Ngayogyakarta dan memiliki separuh dari wilayah Kerajaan Mataram. Proklamasi ini terjadi di Pesanggrahan Ambarketawang dan dikenal dengan peristiwa Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram – Ngayogyakarta. Pada hari Kamis Pon tanggal 3 sura 1681 atau bertepatan dengan tanggal 9 Oktober 1755, Sri Sultan Hamengku Buwana I memerintahkan untuk membangun Kraton Ngayogyakarta di Desa Pacethokan dalam Hutan Beringan yang pada awalnya bernama Garjitawati.
Sri Sultan HB 1
      Pembangunan ibu kota Kasultanan Yogyakarta ini membutuhkan waktu satu tahun. Pada hari Kamis pahing tanggal 13 Sura 1682 bertepatan dengan 7 Oktober 1756, Sri Sultan Hamengku Buwana I beserta keluarganya pindah atau boyongan dari Pesanggrahan Ambarketawan masuk ke dalam Kraton Ngayogyakarta. Peristiwa perpindahan ini ditandai dengan candra sengkala memet Dwi Naga Rasa Tunggal berupa dua ekor naga yang kedua ekornya saling melilit dan diukirkan di atas banon/renteng kelir baturana Kagungan Dalem Regol Kemagangan dan Regol Gadhung Mlathi. Momentum kepindahan inilah yang dipakai sebagai dasar penentuan Hari Jadi Kota Yogyakarta karena mulai saat itu berbagai macam sarana dan bangunan pendukung untuk mewadahi aktivitas pemerintahan baik kegiatan sosial, politik, ekonomi, budaya maupun tempat tinggal mulai dibangun secara bertahap. Berdasarkan itu semua maka Hari Jadi Kota Yogyakarta ditentukan pada tanggal 7 Oktober 2009 dan dikuatkan dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2004
Keraton Yogyakarta




Sumber: http://yogyatugu.blogspot.co.id/2012/03/berdirinya-kota-jogjakarta.html

PROFIL KOTA YOGYAKARTA

17.36 // by ama // No comments

Berikut ini adalah sedikit dari profil Kota Yogyakarta

       Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten.Kota Yogyakarta terletak ditengah-tengah Propinsi DIY. Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110o 24I 19II sampai 110o 28I 53II Bujur Timur dan 7o 15I 24II sampai 7o 49I 26II Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut. Berbatasan dengan Kabupaten Sleman di sebelah utara, Kabupaten Bantul dan Sleman di sebelah timur, Kabupaten Bantul di sebelah selatan dan kabupaten Bantul dan Sleman di sebelah barat. Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,5 Km yang berarti 1,025% dari luas wilayah Propinsi DIY. Dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan. 
Tugu Jogja, sebagai Icon Kota Yogyakarta 
       Yogyakarta kemudian tumbuh menjadi kota yang kaya akan budaya dan kesenian Jawa. Ini tidak mengherankan, karena lingkungan kota yang dikelilingi oleh daerah yang subur. Hasil pertaniannya yang berlimpah telah mampu memberi penghidupan yang layak bagi warganya sehingga memberikan suasana yang kondusif untuk berkesenian. Pionir dan titik sentral dari kesenian serta budaya masyarakat Yogyakarta adalah kesultanan. Beragam kesenian Jawa klasik, seperti seni tari, tembang, gamelan hingga ukiran berkembang dari dalam keraton dan kemudian menjadi kesenian rakyat.

Tari Tradisional Jogja
       Sebagai kota yang sarat dengan kebudayaan, Yogyakarta telah pula menjadi daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Kota itu hanya kalah bersaing dengan Pulau Bali.Program pariwisata Kota Yogyakarta sendiri memang selalu dikaitkan dengan daerah sekitarnya, seperti Candi Borobudur dan Prambanan. Sebagai sebuah industri, pariwisata memang melibatkan banyak sektor ekonomi lainnya, seperti sektor perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa.Salah satu kekayaan lain dari Yogyakarta adalah sekolah. Kota ini memang dikenal sebagai kota pelajar. Ribuan siswa dan mahasiswa berdatangan dari luar kota bahkan dari luar pulau Jawa untuk menempuh pendidikan di kota itu.
Contoh Kampus Universitas di Yogyakarta
Begitu pula dengan makanan khas yang ada di Yogyakarta ini menawarkan ciri khasnya sendiri. Makanan khas Yogyakarta memang terkenal sampai ke Mancanegara. Tidak jarang banyak turis-turis asing yang berbelanja makanan khas dari Yogyakarta untuk sekedar cemilan atau bisa juga sebagai oleh-oleh. Dengan harga yang terjangkau, banyak orang atau wisatawan yang membelinya.
makanan khas sleman
Salah Satu Makanan Khas Jogja

                              

Senin, 26 Oktober 2015

FAKTA UNIK MENGENAI YOGYAKARTA

19.56 // by ama // 1 comment

Kali ini kita akan membahas mengenai fakta unik mengenai Kota Yogyakarta. Tanpa perlu menunggu lama, kita simak artikel berikut ini

1. Pantai, Kraton, Tugu, dan Merapi berada dalam 1 garis lurus

Dilihat dari satelit ternyata Pantai Parang Kusumo, Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi berada dalam satu garis lurus. Filosofinya bahwa tugu merupakan simbol “manunggaling kawulo gusti” yang berarti bersatunya antara rakyat dengan penguasa. Merapi dan pantai merupakan titik api dan air. Kraton yang dibangun ditengah merapi dan pantai merupakan titik keseimbangan antara keduanya. Kraton merupakan titik keseimbangan vertikal dan horizontal. Keseimbangan horizontal dilambangkan oleh laut selatan yang menggambarkan hubungan antara manusia dan manusia. Sedangkan keseimbangan vertikal dilambangkan oleh gunung merapi yang menggambarkan hubungan manusia dengan sang pencipta.
Pantai, Kraton, Tugu, dan Merapi 

2. Jembatan Kulon Progo
Di Kulon Progo terdapat jembatan yang tidak mempunyai pilar ditengahnya. Jembatan model tersebut hanya terdapat 2 buah di dunia. Jembatan sepanjang 96 meter ini mulai beroperasi sejak tahun 1957 dan masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Jembatan Kulonprogo

3. Provinsi yang masih menggunakan sistem kerajaan
Provinsi Yogyakarta merupakan satu-satunya provinsi yang menggunakan sistem kerajaan di Indonesia. Gubernur Yogyakarta tidak dipilih melalui pemilu oleh rakyat tetapi berdasarkan urutan silsilah keluarga dari kraton Yogyakarta.
Keraton Yogyakarta
4. Selokan Mataram
Selokan mataram adalah sebuah saluran air yang dibangun pada masa pendudukan Jepang. Saluran air ini menghubungkan antara Sungai Opak dengan Kali Progo. Menurut legenda, Sunan Kalijaga pernah berukata bahwa apabila Sungai Opak dan Kali Progo digabungkan maka rakyat Jogja akan makmur. Selokan mataram digunakan oleh rakyat Jogja untuk mengairi lahan pertanian di daerah Jogja sehingga saat musim kemarau rakyat Jogja masih bisa bercocok tanam.
Selokan Mataram
5. Dagadu
Dagadu merupakan salah satu merk dagang yang terkenal di Jogja. Dibelakang kata Dagadu terdapat kata Djokdja yang digunakan agar merk tersebut khas dengan Jogja. Pemilihan ejaan lama Djokdja digunakan untuk menambahkan nilai historis Yogyakarta.
Image
Dagadu Jogja

MAKANAN KHAS YOGYAKARTA

18.54 // by ama // No comments

Berikut ini adalah makanan khas dari Yogyakarta yang dapat Anda jadikan sebagai bekal atau sekedar oleh-oleh untuk Keluarga/Kerabat/Teman tercinta di rumah

1. BAKPIA

Camilan ini sudah melekat dan identik dengan Yogyakarta. Bakpia merupakan kue yang terbuat dari adonan tepung terigu berisi kacang hijau dan dimasak dengan cara dipanggang.
Saat ini, bakpia sudah mengalami banyak perkembangan. Berbagai varian rasa pun mulai diciptakan guna menarik perhatian pembeli. Anda bisa membeli bakpia dengan rasa durian, coklat, keju, kumbu hitam dan berbagai varian rasa lainnya.
Bakpia dapat dengan mudah Anda temui di kawasan Jalan Malioboro, Pasar Beringharjo dan berbagai pusat oleh-oleh yang tersebar di Yogyakarta.

Bakpia Pathok


2. YANGKO

Ini dia kue moci khas Yogyakarta. Yangko memang mirip sekali dengan kue moci, jajanan yang terbuat dari tepung beras ketan ini memiliki tekstur yang kenyal, berisi kacang cincang dan rasanya manis legit persis kue moci. Yangko memiliki penampilan yang sangat menarik, dengan bentuk kotak dan warna-warni cerah serta taburan tepung. Satu kotak yangko umumnya berisi 30 buah dengan rasa yang bervariasi.
Yangko

3. GEPLAK

Geplak terbuat dari daging kelapa yang diiris tipis dan dimasak dengan campuaran gula. Saat ini, geplak telah dimodifikasi sehingga tersedia dalam berbagai varian rasa dan warna cerah menggoda. Geplak identik dengan rasanya yang sangat manis, bahkan jika Anda meminum teh manis setelah menyantap geplak, teh yang Anda minum akan terasa tawar.
Geplak

4. GUDEK KERING

Gudeg sebenarnya ada dua jenis, gudeg basah dan gudeg kering. Untuk dibawa pulang ke kota asal, tentunya gudeg kering lebih cocok. Gudeg kering tak banyak berbeda dari gudeg basah, hanya saja proses memasaknya membutuhkan waktu yang lebih lama dan rasanya yang cenderung lebih manis dari gudeg basah. Gudeg kering bisa bertahan sampai 3 hari, untuk penyimpanan lebih baik diletakkan di lemari es.
Gudeg

5. SALAK PONDOH

 Salak pondoh memiliki ciri khas daging yang kering berwarna putih dan rasanya manis segar. Sekali mencicipinya, tak akan cukup satu buah salak pondoh.
Menariknya, terdapat satu tempat agrowisata salak pondoh yang terletak di Kampung Gandung, Bangunkerto, Sleman. Kawasan seluas 27 hektar ini memiliki perkebunan salak dilengkapi dengan taman bermain anak, kolam renang dan juga kolam pancing.
Selain dapat membeli salak di kawasan agrowisata, Anda juga bisa dengan mudah menemukan salak pondoh ini di kios-kios buah di sepanjang jalan kota.
Salak Pondoh

6. COKLAT MONGGO

Tak perlu jauh-jauh ke Belgia untuk dapat merasakan sensasi nikmat coklat. Di Yogyakarta, Anda bisa menikmati coklat Yogyakarta dengan cita rasa Belgia, namanya Coklat Monggo.
Coklat Monggo diolah dari biji coklat pilihan yang didapat dari Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Pemilik Coklat Monggo ini merupakan pria berkebangsaan Belgia, sehingga ia tahu benar bagaimana cara meracik coklat yang tepat dan menghasilkan rasa yang nikmat khas coklat di negerinya.
Meskipun pemiliknya orang asing, Coklat Monggo tetap membawa unsur budaya Jawa. Hal ini bisa terlihat dari namanya, ‘monggo’, yang dalam bahasa Jawa berarti ‘silakan’. Hal lainnya terlihat dari kemasan coklat yang menampilkan gambar wayang. Selain itu, Coklat Monggo juga sangat ramah lingkungan. Kemasannya terbuat dari kertas daur ulang bersertifikat yang aman untuk kemasan makanan.
Coklat Monggo


Rabu, 21 Januari 2015

PARIWISATA KOTA JOGJA

20.14 // by ama // No comments

Hai teman teman, apa kabar? Sehat semua kan? Saya akan menceritakan potensi wisata yang ada di Yogyakarta, kota tercintaku ini. Oke tanpa basi lagi, check it out :)


1. Resor Kaliurang

       Inilah suguhan pemandangan hijau nan memikat dengan udara yang begitu sejuk di Jogja. Resor Kaliurang adalah salah satu tempat terbaik untuk melepaskan diri dari keramaian kota dan ragam aktivitas sehari-hari. Berada di dataran tinggi dengan ketinggian 900 m dpl, udara sejuk sungguh menyegarkan bagi tubuh.
       Salah tempat wisata di Jogja ini menawarkan sejumlah kegiatan wisata menarik, diantaranya berenang, berjalan-jalan, dan bersantai. Tempat terbaik untuk berenang adalah air terjun Telogo Muncar dan kolam renangnya. Menyusuri setiap sisi resor Kaliurang ini adalah pengalaman wisata menarik yang dapat Anda temukan. Bagi para pecinta gunung, resor ini adalah juga tempat menginap bagi mereka yang ingin medaki ke Gunung Merapi.

Alamat Resor Kaliurang: Kaliurang, Daerah Istimewa Yogyakarta
Resort Kaliurang

2. Goa Jomblang
     
       Goa yang terletak di Desa Jetis Wetan, Kecataman Semanu, Kabupaten Gunung Kidul ini memiliki pesona wisata goa yang disebut sebagai “Cahaya Surgawi”. Jika Anda menyusuri hingga ke dasar goa, Anda akan menemukan sebuah lorong alami yang merupakan penghubung antara Goa Jomblang dan Goa Grubug.
      
       Di sinilah Anda dapat menyaksikan stalagmit hijau kecokelatan dan sinar matahari yang menembus kegelapan dalam goa, menghadirkan sebuah pemandangan wisata goa nan memukau yang menerangi stalaktit dan stalagmit sehingga lantai gua begitu indah, dan sebagian orang menyebutnya sebagai Cahaya Surgawi.

Alamat Goa Jomblang: Padukuhan Jetis Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Goa Jomblang

3. Pantai Ngobaran
       Ngobaran merupakan pantai yang cukup eksotik. Kalau air surut, anda bisa melihat hamparan alga (rumput laut) baik yang berwarna hijau maupun coklat. Jika dilihat dari atas, hamparan alga yang tumbuh di sela-sela karang tampak seperti sawah di wilayah padat penduduk. Puluhan jenis binatang laut juga terdapat di sela-sela karang, mulai dari landak laut, bintang laut, hingga golongan kerang-kerangan.
Pantai Ngobaran
 4. Air Terjun Sri Gethuk
    Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul adalah keunikan alam yang sungguh sayang jika dilewatkan, terutama ketika Anda sedang berwisata ke Yogyakarta. Anda hanya perlu menaiki kendaraan dan melintasi hutan kayu putih milik Perhutani untuk dapat sampai di lokasi. Perjalanan menuju objek wisata Air Terjun Sri Gethuk di Gunungkidul ini akan sangat menyenangkan jika dilakukan pada pagi hari, terlebih lagi apabila Anda memilih opsi melintasi Sungai Oya.

Air Terjun Sri Gethuk